Gudang Pupuk Digrudug Petani

Bupati Jombang : ‘Nggak Ada Masalah, Pupuk Aman’

JOMBANG - Memasuki musim tanam pertama di Kabupaten Jombang, 3 dari 21 kecamatan yang ada mengalami kelangkaan pupuk. Akibatnya, para petani di tiga kecamatan, Perak, Gudo dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo melurug dua gudang penyangga pupuk bersubsidi di Kabupaten Jombang.

Penyerbuan di dua gudang milik produsen pupuk PT Petrokimia Gresik, di Desa Sembung Kecamatan Perak dan PT Pupuk Kaltim, di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek berlangsung menegangkan. Ratusan petani yang sudah tak terkendali emosinya itu meminta agar gudang segera mengeluarkan tumpukan pupuk yang dibutuhkan.

“Aneh. Saya itu sampai heran, di gudang banyak pupuk tapi di kios nggak ada,” geram Warsidi (48), petani asal Desa Sembung disela kerumunan petani yang berunjukrasa, Jum’at (12/12).

Bukan hanya itu, kelangkaan pupuk yang berujung pada aksi penyerbuan petani di dua gudang tersebut juga dikarenakan bingungnya petani mendekati masa pemupukan di musim tanam pertama bulan Desember ini. Para petani yang datang berbondong-bondong tersebut langsung merangsek dua gudang yang menyimpan tumpukan pupuk.

Kusairi (37), petani Desa Kepuhkajang Perak Jombang mengaku, hampir 6 bulan ini, dirinya kesulitan memperoleh pupuk untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi di sawahnya.

“Saya itu sampai beli pupuk dengan harga Rp 90 ribu ke Purwoasri (wilayah Kabupaten Kediri, red),” ujarnya.

Dengan nada keheranan, Kusairi bersama petani di tiga kecamatan berharap agar pihak produsen segera mengeluarkan pupuk simpanannya. “Kita ini mau beli bukan ngrampok ! Kita juga nggak butuh janji, tapi bukti. Mosok ndek gudang sak arat-arat nok kios isok gak onok (Masak di gudang ada, tapi di kios tidak tersedia, red) !” teriak para petani bersamaan.

Kepala Gudang PT Petrokimia Gresik di Desa Sembung, Ali Rebo beralasan, dirinya tidak mengetahui masalah distribusi pupuk ke petani. Dalihnya, ia hanya sebatas melayani setiap permintaan pupuk dari distributor.

“Saya cuma memberi sesuai dengan permintaan dan DO (Delivery Order, red) yang masuk ke gudang, itu aja. Kalau lainnya saya nggak tahu,” kelit Ali Rebo enteng.

Heru, Kepala Distribusi Pergudangan PT Petrokimia Gresik juga mengutarakan hal serupa. Pihaknya bersedia memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan mekanisme yang ada. “Saya selalu siap melayani kebutuhan pupuk petani,” tandasnya.

Menanggapi hal ini, Camat Perak, Djoko Suwolo membantah, jika pupuk di wilayahnya belum terpenuhi. Menurutnya, sesuai data yang ada, pihaknya telah mendistribusikan sekitar 60 % jumlah pupuk yang dibutuhkan petani.

“Coba nanti saya cek lagi, tapi yang jelas, pupuk di wilayah Perak aman dan cukup. Contohnya di Desa Kepuhkajang, pupuk yang terdistribusi untuk 50 hari ini sudah mencapai 49 ton urea,” jelas Djoko.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Dispertan) Kabupaten Jombang, Suhardi mengatakan, pihaknya telah mengajukan tambahan jatah pupuk sebesar 3.600 ton. Menurutnya, stok pupuk saat ini berkisar 5000 ton pupuk urea.

“Bulan Oktober, kita sudah minta tambahan pupuk ke propinsi. Memang yang paling rawan akan kebutuhan pupuk, ya di bulan Desember ini. Tapi yang pasti, kebutuhan pupuk cukup dan telah terdistribusi dengan baik,” aku Suhardi.

Sementara itu, Bupati Jombang, Suyanto mengaku, sebenarnya persoalan kelangkaan pupuk lebih disebabkan buruknya pola distribusi pupuk ke petani. Namun buru-buru ia mengingatkan, sebenarnya ketersediaan pupuk di Kabupaten Jombang tergolong cukup.

“Ojok nyalahno petani (jangan menyalahkan petani, red). Yang jelas, pupuk di Jombang aman. Tapi memang, sesuai evaluasi yang kita lakukan, distribusinya agak terlambat,” lontar Bupati. “Biarkan saja, wong mereka ke gudang kan beli bukan menjarah. Apalagi sekarang kan puncak-puncaknya petani membutuhkan pupuk,” sambung Bupati usai mengikuti sidang Paripurna Pandangan Umum (PU) Fraksi-Fraksi di DPRD. abd

Bookmark this post: