ANTI free sex & film porno Indonesia
indonesia

Kunjungan

KPK
Photobucket
Jangan Tunggu Lama ! Pasang Iklan Disini...

Perajin Kompor Banting Setir


Gara-Gara Mitan Langka

JOMBANG – Para perajin kompor di Kabupaten Jombang, khususnya di Desa Banyuarang, Kecmatan Ngoro, alih profesi. Ini akibat, tingkat produksi hingga penjualan kompor semakin memburuk. Kondisi tersebut kian diperparah dengan langkanya minyak tanah (mitan) yang belakangan ini sulit didapat.

Rumah produksi yang mampu menampung puluhan pekerja itu perlahan mulai kolaps. Padahal, usaha kompor merupakan satu diantara sebagian besar lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi pengangguran.

Bisa dibayangkan, pekerja yang disedot untuk usaha kompor ini bisa mencapai puluhan orang, mulai dari tenaga pengolahan, tenaga pengecatan hingga sektor pemasaran. Untuk satu unit home industry, dibutuhkan tenaga pengolahan antara 10 hingga 15 orang. Sedangkan bidang pengecatan bisa mencapai 5 hingga 8 orang.

“Itu belum termasuk tenaga pemasaran. Hampir semua warga di Banyuarang ini punya pekerjaan tetap. Boleh dibilang, putaran roda ekonomi disini menggelinding cukup stabil,” ujar Didik, seorang dari perajin, Rabu (24/9).

Tidak lama kondisi itu berubah dengan cepat. Hal itu menyusul adanya kelangkaan mitan. Permintaan pasar terhadap kompor turun drastis. Jika dulu, dalam sehari penjualan kompor bisa mencapai ratusan unit.

“Tapi saat ini tidak lagi. Bisa dibilang laku saja sudah bagus Mas,” imbuhnya.

Hal serupa juga dikeluhkan Aminah. Pemilik industri kompor ini mengatakan, sejak mitan langka, produksi berbahan baku plat miliknya kian terancam. Perempuan berjilbab ini menguraikan, bahwa sejumlah daerah yang selama ini konsisten memesan barang dari usahanya pun menyetop pesanan.

“Otomatis kalau mitan langka, banyak rumah tangga yang juga jarang menggunakan kompor untuk memasak,” ratap Aminah sembari menerawang atap plafon rumahnya. “Terpaksa para karyawan saya berhentikan,” lanjutnya sedih.

Didik dan Aminah pun berpendapat sama. Ia meyakini, jika kebanyakan perajin lainnya menyesalkan kebijakan tak populis dari pemerintah. Entah itu masalah kenaikan harga BBM hingga ke produk kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji.

“Sudah barang tentu, kebijakan pemerintah itu membuat usaha yang kita geluti bertahun-tahun jadi berantakan,” keluh mereka bersamaan. abd/mo/bej
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

0 komentar:

[+/-]Click to Show or Hide Old Comments

Posting Komentar

Komentar Anda ?

Mampir Donk


ShoutMix chat widget
Photobucket
 

Copyright 2009 All Rights Reserved Magazine 4 column themes by One 4 All