KH. Azis : 'NU Jangan Berpolitik Praktis'
JOMBANG – Keberadaan Khofifah Indarparawansa yang mencalonkan diri di Pilgub Jatim berpasangan dengan Mudjiono (Ka-Ji) dipastikan sulit mendapat dukungan para kiai. Pasalnya, sampai saat ini para kiai sepuh NU belum dapat menerima calon pemimpin perempuan.
Bukan hanya itu. Penolakan terhadap Ka-Ji pun didera Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi. Di Jombang, terang-terangan Hasyim mengajak KH. Azis Mansyur untuk 'turun gunung' membela Ka-Ji. Sayang, KH. Azis Mansyur dengan tegas menolak niatan Ketua PBNU untuk berpolitik praktis mendukung Ka-Ji.
“Bagaimanapun juga, kalau kiai yang ngomong saya tidak bisa meninggalkan mereka dan tetap saya hormati. Termasuk kiai Idris Marzuqi di Lirboyo (Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri, red). Saya belum menentukan, jadi kalau saya diajak ke Ka-Ji belum siap, karena dikanan-kiri saya banyak kiai,” tandas KH. Azis Masnyur yang juga Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatun Nasyiin, Paculgowang, Diwek Jombang, Selasa (11/8).
Disamping mementahkan ajakan KH. Hasyim Muzadi, menurut KH. Azis, hingga saat ini para kiai juga belum sepaham terhadap calon perempuan maju sebagai pemimpin. Terlebih lagi, katanya, para kiai juga belum menerima keberadaan orang-orang di belakang Ka-Ji.
“Semua kiai belum bisa menerima pemimpin perempuan. Walaupun toh, mereka tidak mempunyai kekuatan partai-partai yang ada di parlemen termasuk soal perempuannya. Itu,” ungkap kiai yang juga Ketua Dewan Syuro DPP PKB Muhaimin Iskandar ini.
Ditanya terkait para kiai yang dimaksud ? KH. Azis hanya menyebut salah seorang kiai adalah bagian dari para kiai yang menolak Ka-Ji. Tanpa didesak, KH. Azis menyebut KH. Idris Marzuqi dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri merupakan seorang kiai yang tidak sepaham dengan pasangan Ka-Ji.
“Selain itu, masih banyak kiai yang masih mempermasalahkan Khofifah sebagai calon gubernur,” ungkapnya enteng.
“Sudah jelas kalau NU itu tidak berpolitik praktis dan Pak Hasyim (KH. Hasyim Muzadi, red) sendiri yang ngomong sebagai Ketua PBNU. Tapi kenapa berpolitik praktis ?” ujar KH. Azis dengan nada tanya. “Katanya sih atas nama pribadi bukan atas nama NU,” sambungnya menirukan ucapan Hasyim Muzadi.
Kepada wartawan, KH. Azis membenarkan, bahwa kedatangan KH. Hasyim ke pondoknya adalah dalam rangka ajakan mendukung pasangan Ka-Ji 'tanding ulang' melawan KarSa di Pilgub Jatim. Walhasil, harapan Ketua Umum PBNU untuk menggandeng KH. Azis itu pun sia-sia. Hasyim Muzadi pulang dengan tangan hampa dan tak mendapat tanggapan positif dari KH. Azis.
“Saya katakan kepada Pak Hasyim kalau saya belum siap mendukung Ka-Ji. Semuanya akan saya bicarakan dulu dengan para kiai,” tuturnya.
Pihaknya juga mengakui, bahwa keputusan tersebut atas nama pribadi bukan lembaga. Untuk keputusan partai, sepenuhnya ia serahkan kepada Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
“Jadi keputusan itu bukan atas nama Ketua Dewan Syuro DPP PKB. Kalau masalah keputusan organisasi, itu terserah Muhaimin. Seandainya PKB mendukung Ka-Ji, saya secara pribadi tak akan mau,” ingatnya. abd
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar
Komentar Anda ?