ANTI free sex & film porno Indonesia
indonesia

Kunjungan

KPK
Photobucket
Jangan Tunggu Lama ! Pasang Iklan Disini...

Sekelumit Aksi Mahasiswa di Refleksi Hari Kartini



'Jangan Saya, Nanti Dimarahi Pak Halim'

WACHID HASYIM – Tidak banyak, hanya sekitar 30 puluhan mahasiswa. Mereka yang kebanyakan perempuan itu datang berbondong-bondong memenuhi areal bundaran Ringin Conthong, Jombang. Tak ayal, para mahasiswa HMJ Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Jombang itu pun berjajar membaur bersama, menyuarakan Refleksi Hari Kartini.


Tak banyak isu yang diusung oleh para 'Kartini' muda tersebut. Mereka yang datang dengan Long March dari kampus hingga bermuara di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, Jl. Wachid Hasyim itu pun tak mengemukakan tuntutan. Tanpa banyak berorasi, para pengunjukrasa berpenampilan 'Kartini' itu terus melantunkan lagu.


“Ibu Kita Kartini....pendekar bangsa....pendekar kaumnya, untuk merdeka....,” senandung para mahasiswa dengan berjalan kaki.


Para mahasiswi yang berdandan ala Kartini dengan kebaya warna putih tersebut hanya meminta kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap keberadaan kaum perempuan. Dengan mengusung spanduk besar warna merah bertuliskan, Refleksi Hari Kartini : Aku Inginkan Wanita Indonesia Memiliki Kebebasan Menuntut Ilmu dan Belajar, para mahasiswa berjalan beriringan dari bundaran Ringin Conthong ke gedung dewan.


“Ya, menurut pandangan kita, perempuan saat ini seakan tak diberikan kesempatan dan kurang dihargai. Padahal, kita sebagai perempuan mampu melebihi kaum laki-laki,” gertak Dian, seorang dari puluhan pendemo STKIP PGRI di gedung dewan.


Uniknya, sesampainya mereka di depan kantor wakil rakyat, tak satupun anggota dewan yang bersedia menyambut kehadiran para 'Kartini'. Padahal, kedatangan para mahasiswa tersebut tidak lain sebatas menyampaikan aspirasi dari kian terhalangnya kepentingan dan penghargaan kepada perempuan.


“Kami tak banyak tuntutan ! Kami hanya ingin ada perwakilan perempuan yang bersedia menyampaikan suara dan membacakan sekelumit dari refleski yang sudah kita buat ini (hari Kartini, red),” ujar seorang dari mahasiswi pendemo.


Tak lama, dari ujung barat muncul seorang perempuan berkacamata mendatangi massa aksi yang terus menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini. Perempuan berambut ikal sebahu dan berbaju coklat keki itu pun akhirnya menghampiri para 'Kartini'.


Waduh, jangan saya ? Saya bukan anggota dewan ? Nanti saya dimarahi sama Pak Halim (Halim Iskandar, Ketua DPRD Jombang, red),” pinta Indri Estiningati penuh kehati-hatian.


Sebelumnya, Indri beralasan, bahwa dirinya tidak pantas untuk meluangkan waktunya menghampiri para pengunjukrasa. Menurut pengakuannya, ia hadir di tengah-tengah para mahasiswa itu karena di dalam gedung tak ada satupun anggota dewan perempuan.


“Iya, biasanya ada, tapi kebetulan saat ini kok sepi. Terpaksa, saya yang dirujuki perwakilan diminta untuk ikut menyaksikan dan menyampaikan aspirasi atas nama dan perwakilan suara perempuan,” katanya lirih kepada wartawan yang meliput aksi menggelikan itu.


Atas dorongan para mahasiswi, Indri yang awalnya ketakutan dan syndroma itu pun bersedia membacakan refleksi yang diberikan para pengunjukrasa dengan simbolis. Aksi tanpa rekaan tersebut akhirnya jadi media para jurnalis cetak dan elektronik untuk mengabadikan momen tersebut.


Aduh Mas – Mbak, mohon saya jangan dilibatkan. Saya ajrih (takut, red) kalau dimarahi sama pimpinan. Saya ini bekerja sesuai dengan tugas saya di kesekretariatan dewan, nggak lebih dari itu,” akunya memelas seraya berlalu meninggalkan aksi. abd

Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

0 komentar:

[+/-]Click to Show or Hide Old Comments

Posting Komentar

Komentar Anda ?

Mampir Donk


ShoutMix chat widget
Photobucket
 

Copyright 2009 All Rights Reserved Magazine 4 column themes by One 4 All