Proyek RTH Rp 1,6 M Muspro
JOMBANG – Komisi C DPRD Kabupaten Jombang menyatakan siap mengusut penyimpangan proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) senilai Rp 1.644.072.100,- dari APBD Jombang tahun 2007. Proyek yang dikerjakan PT Linggar Jati Perkasa, Jombang selaku pemenang tender di Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Diskimbangwil)
setempat itu akan dilaporkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Pelaporan yang akan dilakukan tersebut lebih menyoal kepada ketidakberesan antara hasil yang didapat dengan spesifikasi teknis (spek) yang tertera di dokumen kontrak. Dengan demikian, keseriusan Komisi C melaporkan ke BPK atas persoalan pembangunan RTH di bekas Pasar Mojoagung yang diindikasi telah menyimpang dari ketentuan bestek yang ada sudah final.
“Kalau nanti tim ahli mendapati penyelewengan sebelumnya sudah disangka itu, kita akan laporkan BPK, biar tahu sekalian kenapa disimpangkan,” gertak anggota dewan dari PDIP ini yang diangguki oleh Muslimin, Ketua Komisi C.
Dua kali sudah Komisi melakukan sidak ke lokasi proyek RTH. Merujuk dari bobroknya mutu dari proyek tersebut, kata Sugeng, pihaknya akan mendatangkan tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk meneliti ulang dari kualitas proyek RTH. Saking gemasnya, Sugeng bersama Komisi C, berencana melaporkan kasus proyek tersebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Jelas itu namanya penyimpangan dan sudah masuk ke ranah hukum. Makanya akan kita bawa kasus ini untuk diaudit oleh BPK. Tapi sebelumnya akan kita datangkan tim ahli dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, red) Surabaya untuk melihat sisi kualitas dan kekuatan bangunan,” tandas Sugeng, anggota Komisi C di ruangannya kemarin, Kamis (13/3).
Kesalahan fatal lain yang mengakibatkan Komisi C geram adalah, adanya ketidaksesuaian antara nilai proyek dengan hasil yang dikerjakan. Disamping itu, kualitas bangunan dari realisasi proyek yang sedianya untuk tempat rekreasi keluarga itu sangat buruk dan memalukan.
“Ini sudah sangat memalukan. Saya nggak peduli siapa yang mbangun ! Ini duit rakyat ! Jangankan bicara soal teknis bangunan, secara awam, masyarakat sudah bisa menilai kalau proyek milyaran itu buruk kualitasnya. Hari Senin depan sebelum reses akan kita panggil mereka semua, harus lengkap bawa materi bahasannya,” bentak anggota dewan dari PDIP ini sengit.
Lebih parah lagi, instansi teknis yang memiliki paket proyek RTH tersebut, menurut Komisi C terkesan lembek dalam hal pengawasan proses pembangunan proyek. Tak hanya itu, komisi yang membidangi infrastruktur tersebut menilai, antara konsultan pengawas dan perencana juga tidak melakukan upaya sinergi.
Sugeng yang menjadi juru bicara Komisi C ini juga menilai, Dinas Pemukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil) Jombang tak serius dalam melakukan perencanaan bahkan pelaksanaan dan pengawasan atas proyek tersebut. Terbukti, sampai sejauh ini tak ada niatan dari Kimbangwil untuk menegur kontraktor yang dianggap bermasalah itu.
“Kimbangwil juga tak becus mengawal proyek ini ! Bisa kerja nggak itu Kepala Dinasnya ? Terbuang percuma uang rakyat sebesar itu kalau hasilnya cuma kayak gini !” tandasnya brulang-ulang.
Lebih dari itu, Muslimin juga meminta kepada Kimbangwil untuk melakukan evaluasi ulang terhadap proyek RTH tersebut. Ia meminta, Kimbangwil secepatnya membenahi kualitas proyek dengan melakukan pressure ke pihak kontraktor.
“Kami ingin ada pertanggungjawaban dari Kimbangwil, dan mereka harus segera bertindak dan kita akan mengusut tuntas kasus proyek ini,” tandas dewan dari PAN ini geram. “Proyek ini cuma menghambur-hamburkan uang negara,” sela Sugeng.
Sementara, Kepala Dinas Kimbangwil setempat, Ir. Sucipto tetap saja mengelak, jika pihaknya tidak melakukan upaya peringatan. Ia menegaskan, Kimbangwil sudah maksimal memaksa rekanan segera membenahi proyek RTH yang jauh dari kualitas.
“Berkali-kali sudah saya bilang, kita nggak pandang bulu dan sudah kita peringatkan. Pokoknya, saya pingin ada perbaikan kualitas dan pembangunan ulang,” tandasnya kepada Mojokerto Pagi.
Ironinya, dugaan ketidakberesan proyek RTH itu juga diakui oleh pihak konsultan perencana dari Surabaya, PT Komindo Timur Utama. Andy Mapajaya, staf konsultan perencana proyek lapangan terbuka itu mengatakan, kualitas proyek sangat rendah.
“Tapi sampai dimana penurunan kualitas itu, kita masih cek lagi. Tapi saya nggak sepakat kalau menyimpang dari spek. Kalau mau jujur sudah sesuai perencanaan,” kelitnya. abd
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar
Komentar Anda ?