Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat selaku pemilik program pun kesulitan untuk menjamin tidak adanya lagi beras rendah kualitas yang diperuntukkan bagi maskin tersebut. Pemkab dalam hal ini terkesan lebih mengalihkan persoalan tersebut kepada Bulog selaku pemenang tender pengadaan beras raskin nasional.
Tak lebih dari itu, Bulog yang bertindak mendistribusikan raskin ke masyarakat pun menolak, jika beras yang menggunung di tiap gudang Bulog kebanyakan usang dan tidak layak pakai. Institusi pencadang suplai beras nasional itu mengaku, bahwa tumpukan beras yang saat ini ada di sejumlah gudang masih memungkinkan untuk dikonsumsi masyarakat.
Ironinya, pertanggungjawaban yang diberikan instansi terkait tampaknya hanya normatif saja. Bulog, melalui Kepala Bulog Sub Divre Surabaya Selatan, Abdul Syakur Adrianto mengatakan, pihaknya bersedia mengganti beras yang diketahui rusak dan berkutu. Padahal, dari buruknya kualitas beras raskin yang bakal dikonsumsi maskin khusunya di Jombang itu sangat meresahkan dan memprihatinkan.
“Pokoknya kita akan ganti jika memang ada laporan seperti itu (beras raskin buruk kualitas, red),” katanya singkat saat kunjungan kerja di Jombang beberapa waktu lalu.
Tak ubahnya dengan Pemkab Jombang yang mendapat program dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur (Pemprop Jatim) untuk gelar raskin di tahun 2008 ini. Kepada Mojokerto Pagi, staf di Bagian Sosial Setdakab Jombang, Yuli Sugiarti mengatakan, Pemkab Jombang untuk tahun ini tidak dapat mengendalikan distribusi raskin yang buruk kualitasnya.
“Kita cuma bisanya menyarankan kepada Bulog agar kalau kirim beras lagi jangan yang jelek dan berkutu. Sebenarnya tugas kita hanya menjadwal dari pendistribusian raskin,” kelit Yuli yang ditugasi mengelola program raskin Pemkab Jombang kemarin.
Dikatakannya, Pemkab Jombang hanya memberikan data jumlah raskin yang ada di Kabupaten Jombang kepada Bulog. Setelah itu, pihaknya tidak mengetahui jenis beras yang akan dikirim dan diberikan kepada masyarakat.
“Kalau tahun 2007 lalu kita masih bisa bertanggungjawab atas segala sesuatu yang terjadi di saat program raskin berjalan. Karena waktu itu kita yang mengelola dari pengadaan sampai dengan distribusi raskin ke penerima manfaat, tapi kali ini kan tidak, Bulog yang dapat tender,” tolak perempuan berjilbab ini tenang.
Parahnya lagi, menurut Yuli, Bulog sampai saat ini belum juga memberikan laporan terkait kisruh penerima raskin di Desa Kepatihan, Kec/Kabupaten Jombang beberapa waktu lalu. Dikatakannya, Bulog hanya sebatas memberikan penjelasan seputar penggantian melalui telepon.
“Kalau laporan lewat surat kita belum terima, hanya melalui telepon kalau berasnya udah diganti, gitu. Tapi yang pasti kita suruh masyarakat menolak dan mengembalikan jika memang beras raskin yang diterima dari Bulog itu rusak dan berkutu. Pokoknya kita maunya dikirim sesuai permintaan kita,” aku Yuli polos.
Kisruh masyarakat di Desa Kepatihan yang menolak pengiriman beras raskin berkualitas apek itu sempat pula memantik reaksi perangkat desa setempat. Erwan Prasetyo, selaku Ketua BPD desa setempat menyatakan, kecewa terhadap kiriman beras Bulog yang berkutu dan berwarna pucat.
“Masak dari 18 karung untuk 95 KK di tempat saya berasnya bau apek dan banyak kutunya. Itu baru tiga plastik yang kita buka sudah begitu, warga kita sangat kecewa dengan Bulog,” sungutnya. abd
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar
Komentar Anda ?