ANTI free sex & film porno Indonesia
indonesia

Kunjungan

KPK
Photobucket
Jangan Tunggu Lama ! Pasang Iklan Disini...

Soeharto, Dimata Mantan Tapol Orba Jombang


Piryadi (tengah, red) dan dua kawannya (kanan : Nuku Sulaiman, red) di Rutan Salemba tahun 1993

'Jangan Gantung Status Hukum Soeharto'


JOMBANG – Bagi sebagian orang, wafatnnya mantan presiden Soeharto, 27 Januari 2008 lalu teramat sangat sulit untuk dilupakan. Tidak terkecuali bagi Piryadi Kartodihardjo. Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah tahun 1969 itu benar-benar merasakan suka dukanya saat rezim orde baru (orba) berkuasa. Tak pelak, Piryadi pun sempat ‘dirumahkan’ di hotel prodeo Salemba selama 8 bulan oleh sang penguasa.


Sosok bersahaja yang dikenal pendiam ini menceritakan, bagaimana ia bersama 21 rekan sesama mahasiswa se-Indonesia harus terkurung di jeruji besi dalam waktu yang tidak sama. Status tahanan politik (tapol) pun akhirnya ia sandang selama 8 bulan.


Kisahnya, ia dan rekan-rekan mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAMI) berunjukrasa di Jakarta menyatukan tekad memrotes kebijakan pemerintah orba. Piryadi yang datang dari Jombang ke ibukota dengan 4 kawan satu almamater di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang itu, selama 2 hari ‘bertempur’ melawan ketimpangan pemerintahan pimpinan presiden Soeharto.


Empat teman saya itu Suwito anak Hukum, Adi Kurniawan Fakultas Teknik, Munasir Huda anak Pertanian dan Mohammad Rifki Fakultas Sospol HI (Hubungan Internasional, red). Kita berlima dari Undar ke Jakarta naik kereta,” kisahnya.


Pahit getir yang ia rasakan sewaktu menjadi aktivis mahasiswa FAMI tahun 1993 itu menjadi momentum paling tak terlupakan. Dikala itu, menurut Mas Pir sapaan akrab Piryadi, presiden Soeharto masih terbilang sedang kuat-kuatnya menjadi penguasa. Ia bersama sekitar 200 orang mahasiswa se-Indonesia telah bulat bersemangat mendesak 3 poin tuntutan kepada pemerintah.


Yang pertama, meminta pertanggungjawaban presiden, adili pejabat sipil/militer yang melakukan kejahatan kemanusiaan di Indonesia dan penuntasan kasus Nipah, Sampang Madura yang mengakibatkan 4 keluarga tewas tertembak. Makanya kita pasang spanduk dengan tulisan 'Seret Presiden ke Sidang Istimewa,” katanya.


Lelaki berputra lima ini yakin perjuangannya saat itu akan menuai hasil dilain waktu. Puncak dari perjuangan Piryadi ketika bergabung dengan mahasiswa seluruh Indonesia dengan membentuk Front Aksi Mahasiswa Indonesia ( FAMI ) melakukan demontrasi di gedung DPR/MPR pada tanggal 14 Desember 1993 dengan menuntut Sidang Istimewa MPR untuk meminta pertanggungjawabkan Presiden Soeharto terhadap berbagai masalah yang terjadi di Indonesia.


Buntutnya, 21 tokoh mahasiswa di tangkap dan di adili di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat dengan dakwaan pasal 134 KUHP tentang penghinaan terhadap Presiden Republik Indonesia. Hasilnya para mahasiswa dijebloskan ke penjara selama 8 sampai 14 bulan.


Sekarang pasal penghinaan itu oleh Makamah Konstitusi ( MK ) dihapus, karena di anggap bertentangan prinsif demokrasi. Saya sendiri kena 8 bulan di rutan Salemba, ya hitung-hitung istirahat, setelah keluar ternyata berat badan saya naik 5 kg lho,” kata Piryadi sembari tersenyum.


Perjuangan mahasiswa Indonesia baru terwujud pada tahun 1998 dengan tumbangnya kekuasaan Soeharto. Pasca reformasi Piryadi menyunting mahasiswi semester III jurusan hubungan internasional Undar pada Juli 1998, A’an Ulfa Fadhila.


Pasca reformasi Piryadi bersama kawan-kawannya juga mendirikan Yayasan Madani Jombang ( Yamajo ) yang mempunyai program pemberdayaan masyarakat sipil di wilayah Jombang, Mojokerto dan Kediri. Berbagai kegiatan pemberdayaan dilakukannya.



Saya menjadi pucuk pimpinan LSM sudah 8 tahun, sudah cukup bagi saya untuk berkiprah didalamnya. Biarkan yang muda meneruskan. Pada desember 2005 saya mundur dari Yamajo dan bertekad terjun ke dunia politik lewat partai,” ujarnya.


Dengan segala resiko dan tekad bulatnya, Piryadi yang mantan aktifis mahasiswa ke aktifis NGO’S dan sekarang aktifis politik. Meski, perannya masih minimal, namun itu kian membuatnya terus belajar tentang banyak hal.


Kalau bicara soal Soeharto, kasusnya harus diselesaikan dengan 3 cara, memaafkan sebagai sesama manusia, secara hukum harus diadili dan dengan cara politik. Tapi yang terpenting, hukum harus diperjelas. Memang segala sesuatu perlu di perjuangkan, baik dengan tenaga, pikiran, air mata dan darah,” katanya penuh keyakinan.


Sembari menikmati kopi pahit kesukaannya, lelaki yang akrab disapa Mas Pir ini kembali menceritakan pengalamannya selama menjadi aktivis hingga berakhir menjadi tapol orba. Sejenak ia terdiam ketika menyebut nama Adi Kurniawan. Menurutnya, dari 5 anak mahasiswa yang berasal dari Jombang itu, hanya Adi yang paling lama mendekam di penjara Salemba.


Rata-rata, teman-teman divonis 8 sampai 12 bulan, hanya Adi yang 14 bulan di Salemba. Yang paling menyedihkan, sampai sekarang saya tidak tahu kabar dan dimana ia berada,” katanya seraya menceritakan tentang orangtua Adi yang juga kebingungan mencari rimba mahasiswa fakultas teknik Undar itu.


Hal senada juga diungkapkan, Munasir Huda. Mantan tapol yang seruangan dengan Piryadi ini juga meneguhkan keprihatinannya dengan belum terjamahnya status hukum Soeharto. Ia menginginkan, mantan superior di masa orba itu dapat merasakan kenyamanan di kuburnya dengan tidak menggantung proses hukumnya.


Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, Soeharto harus tetap diadili dan pemerintah harus tegas, karena imbasnya nanti akan juga bisa menjerat kroni-kroni Soeharto,” tandasnya di tempat terpisah. *



Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

1 komentar:

[+/-]Click to Show or Hide Old Comments

Anonim mengatakan...

seneng ketemu orang njombang! gara-gara suharto pula sekolah saya nyendat-nyendat! para petani cengkeh di wonosalam pada kelimpungan gara-gara BPPC+KUD underbow-nya! salam!

http://pencangkul.blogspot.com

>
[+/-]Show or Hide Comments

Posting Komentar

Komentar Anda ?

Mampir Donk


ShoutMix chat widget
Photobucket
 

Copyright 2009 All Rights Reserved Magazine 4 column themes by One 4 All