Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) setempat sempat menyebut bahwa faktor utama terjadinya kelangkaan mitan di Kabupaten Jombang adalah Irex. Para penjual minyak solar oplosan tersebut diketahui sebagai pemicu tak terkendalinya kelangkaan hingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen.
Dari data yang dilansir Disperindagkop setempat, diketahui penjual Irex yang berjajar rapi di sepanjang Jalan Raya Mojoagung – Bandar Kedungmulyo Jombang tercatat lebih dari 200 pedagang. Sementara, dari satu pedagang solar oplosan tersebut bisa memiliki hampir rata-rata 60 jurigen berisi Irex.
Dari kondisi tersebut, keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah (mitan) patut dipertanyakan. Sejauh ini, tak ada tindakan lanjutan terhadap pelaku yang memicu kelangkaan bahan bakar bersubsidi itu. Razia yang sempat dilakukan beberapa waktu lalu hanya sebatas operasi tanpa ada tindakan dan sanksi tegas kepada pelaku penyebab kelangkaan mitan.
Dalam razia sebelumnya, petugas juga sama sekali tak memberikan sanksi kepada penjual yang kedapatan memasang ratusan liter mitan di kios-kios sepanjang jalan raya itu. Kepala Disperindagkop Kabupaten Jombang, Ja'far Jazuri mengancam, akan menyita mitan jika para penjual tetap saja melakukan aktivitas niaga.
“Setelah diberitahu dan masih saja beroperasi, kita akan sita mitan mereka,” ancam Ja'far saat itu terang-terangan.
Bahkan, ancaman Disperindagkop yang akan menyita ratusan liter mitan bersubsidi untuk rumah tangga itu hanya isapan jempol. Kali ini, razia yang dilakukan petugas Satpol PP tak jauh beda dengan operasi yang dilakukan Disperindagkop. Petugas hanya sebatas memberi himbauan kepada para pedagang Irex untuk tak lagi berjualan. Ironinya, razia yang hanya melibatkan petugas Satpol PP ini juga dirasa tak cukup ampuh untuk membuat efek jera bagi para penjual Irex sepanjang Jalan Raya Mojoagung - Bandar Kedungmulyo itu.
Ditanya hal tersebut, Kepala Kantor Satpol PP Jombang, Suyoto mengatakan, pihaknya memang tak menyita mitan yang dijual dalam jurigen besar itu. Dijelaskannya, petugas hanya memberikan pemahaman kepada penjual mitan agar tidak kembali beroperasi.
“Awalnya kita lakukan sosialisasi dulu,” elak Suyoto.
Rencananya, pihaknya akan kembali mendatangi ratusan penjulal mitan itu untuk dimintai surat pernyataan tidak menjual Irex lagi. Dipastikannya, razia bersama aparat kepolisian tersebut, pihaknya tidak akan menyita mitan milik penjual.
“Hanya kita sodori surat pernyataan, dan surat itu harus ditandatangani para penjual Irex. Itu sebagai bukti legal formal untuk kita melakukan langkah lanjutan,” jelasnya kemarin.
Kepada harian ini, Suyoto menegaskan, jika saja setelah itu para penjual masih bandel dan tetap berjualan Irex, pihaknya tak segan-segan untuk melakukan penyitaan. Pihaknya, ancam Suyoto, akan mengerahkan seluruh personel bersama kepolisian dan juga Kodim setempat jika saja para penjual Irex tetap menyuplai kebutuhan bahan bakar untuk truk dan bus itu.
“Kalau mereka tetap bandel setelah menandatangani surat pernyataan, ya akan disita. Kita nanti akan meminta bantuan aparat kepolisian dan Kodim untuk melakukan operasi,” janjinya tanpa bersedia menyebutkan kepastian waktu pelaksanaan razia.
Dari penelusuran Mojokerto Pagi, hingga kemarin, sejumlah pangkalan mitan di Jombang masih saja diserbu para pengecer. Selain para pengecer dari luar kota Jombang, para penjual Irex pun masih saja meminta jatah mitan dengan jumlah yang besar. Beberapa pangkalan mitan tak bisa berbuat banyak karena belum ada ketegasan dari Pemkab untuk mengatur pembelian mitan yang mulai mengkhawatirkan.
Mengomentari hal ini, aktivis LSM Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LinK), Aan Anshori, mendesak kepada Pemkab Jombang untuk secepatnya menertibkan penjual Irex dan pangkalan yang banyak diserbu pedagang luar kota itu. Apabila kondisi ini tetap didiamkan, ujar Aan, dipastikan kelangkaan mitan bakal berkepanjangan.
“Ini waktunya Pemkab bertindak cepat, jangan tunggu lama-lama. Saat ini saja banyak konsumen rumah tangga, khususnya ibu-ibu sudah mulai kebingunangan mendapatkan mitan. Terus mau kapan kalau tidak sekarang, Pemkab harus segera bertindak, jangan cuma jadi wacana doang,” kecam Aan dengan gaya khasnya. abd
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar
Komentar Anda ?